Lamongan – Ditengah pemerintah Kabupaten Lamongan dierah kepimpinan Bupati Yuhronur Efendi tertatih-tatih muluskan sebagian besar jalur Plosok desa lewat program Jalan Alus dan Mantap Lamongan (Jamula).
Namun hal itu seakan tak didukung oleh sebagian besar peran Kades di bumi Lamongan untuk lebih mengoptimalkan dana desa milyaran rupiah yang diterima dari pemerintah pusat dalam tiap tahunnya guna perbaikan jalan rusak yang ada di desanya masing-masing.
Bahkan terpantau di lapangan masih begitu banyak jalan di Plosok-plosok desa yang nampak rusak parah layaknya sirkuit motor cross, salah satunya yakni jalan poros yang menghubungkan antara Desa Tanjung dengan Desa Pangkatrejo.
Dimana sebagian jalan poros desa yang merupakan tanah milik Desa Tanjung tersebut seakan dibiarkan rusak parah, minim penerangan jalan dan pastinya hal itu sangat membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Sehingga pantas saja, masyarakat geram dan menanam pohon pisang ditengah jalan sebagai bentuk kekecewaan terhadap buruknya kinerja pemerintah Lamongan maupun pemerintah desa setempat.
Menurut beberapa masyarakat, bahwa masing-masing pemerintah desa setempat sama-sama keras kepala alias egois, terutama Pemdes Tanjung.
Mereka seakan lebih sibuk saling lempar tangunggjawb soal perbatasan jalan desa atau warga yang sering melintas di jalan yang terlihat bobrok tersebut.
Namun tak ada tindakan ataupun duduk bersama untuk mencari solusi guna memperbaiki jalan yang merupakan tanah dari Desa Tanjung tersebut, padahal jalan itu sendiri sudah lama rusak.
“Aspal tampak amblas, berlubang dengan diameter cukup lebar layaknya kubangan sapi, dan juga tidak ada lampu penerangan, jadi warga yang melintas malam hari juga harus ekstra hati-hati” tegasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, baik kepala Desa Tanjung maupun Kades Pangkatrejo belum bisa dikonfirmasi.
Sementara berdasarkan pantauan di lapangan, sepanjang jalan poros Desa Made, Tanjung sampai Desa Ploso kondisinya juga tak jauh berbeda bobroknya.
Yang mana aspal sepanjang jalan banyak yang berlubang, dan terkait bobroknya jalan tersebut juga sudah diinformasikan ke pejabat tinggi dinas terkait khususnya PU Bina Marga Lamongan.
Namun jalan ditengah jantung kota itu hanya ditambal sulam oleh dinas terkait layaknya ban kanisir, dan tambalan tak bertahan lama dan hanya selang beberapa hari sudah ambyar kembali.
Padahal jalan poros tersebut merupakan jalan alternatif yang sering dilalui oleh anak-anak sekolah maupun warga yang menjalankan perputaran perekonomian.
“Masyarakat berharap pada pemerintah tak baik dari Pemkab Lamongan maupun masing-masing pemerintah desa setempat agar segera memperbaiki jalan tersebut dengan program jamula yang sering digembar gemborkan Bupati Yuhronur Efendi,” tandas beberapa masyarakat di lapangan.(Tim)