“Warga Desa Tanjung Sari dan Sukaraja Geruduk Kantor PT Talun Jaya Abadi, Tuntut Kontribusi Nyata”

Lampung Selatan, Transpos.id. – Kesabaran masyarakat Desa Tanjung Sari dan Sukaraja, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, terhadap sikap PT Talun Jaya Abadi sudah habis.
Puluhan warga kembali turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa lebih besar pada, Minggu (22/6/2025).

Mereka menuntut perusahaan memberikan kontribusi nyata dan menghentikan praktik diskriminas

Dalam pantauan, massa melakukan longmarch dari Dusun Semarang, Desa Tanjung Sari menuju kantor PT Talun Jaya Abadi dengan penuh semangat dan tekad kuat.

Setibanya di lokasi, mereka menyuarakan aspirasi melalui orasi penuh amarah dan tuntutan tegas.

Koordinator aksi, Imam Safi’i, menegaskan aksi jilid dua ini adalah jawaban atas sikap tuli nya telinga perusahaan yang tak merespons tuntutan mereka sebelumnya.

“Kami datang lagi karena perusahaan tidak menunjukkan itikad baik. Ini hak kami sebagai masyarakat sekitar yang selama ini diabaikan,” tegas Imam.

Imam menyoroti soal Corporate Social Responsibility (CSR) yang sudah delapan tahun tidak pernah disalurkan perusahaan. “Sudah delapan tahun perusahaan ini berdiri, tapi tak ada satu pun program CSR yang kami terima. Ini jelas pelanggaran terhadap kewajiban sosial perusahaan,” ujarnya.

Selain itu, Imam mengungkapkan kekecewaan warga atas praktik diskriminasi dalam perekrutan tenaga kerja lokal. “Kami mendesak perusahaan hentikan diskriminasi ini. Warga sekitar juga berhak mendapat pekerjaan yang layak,” lanjutnya.

Lebih parah, perusahaan diduga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak tanpa alasan jelas terhadap salah satu pekerja bernama Dadi, seorang operator alat berat yang pernah membantu warga. “Pak Dadi dipecat secara sepihak dan tanpa prosedur yang jelas. Kami menuntut agar dia dipekerjakan kembali tanpa ada intimidasi,” ungkap Imam.

Tak hanya itu, warga juga menuntut tindakan tegas terhadap kepala keamanan perusahaan yang selama ini dikenal arogan dan kerap mengintimidasi masyarakat. “Kepala keamanan ini bertindak seperti preman. Ada pekerja yang dipukul, tukang cari rumput juga, bahkan ibu-ibu diintimidasi dengan kata-kata kasar. Ini tidak bisa dibiarkan!” tegas Imam dengan nada emosi.

Dalam orasinya, salah satu orator aksi, Doni, menambahkan, kehadiran perusahaan sejatinya harusnya membawa berkah dan menggerakkan ekonomi masyarakat, bukan menjadi sumber keresahan. “Perusahaan harus menjadi motor penggerak ekonomi, bukan pemicu konflik dan ketidakadilan,” pekiknya.**

Bay Lampung Selatan

Tinggalkan Balasan