Transpos.id, Pekalongan Lampung Timur – Berdasarkan pantauan Awak Media ini saat investigasi lokasi Kios Ditributor Pupuk Non Subsidi dan Nutrisi Tanaman CV.KURNIA AGRO ANDALAS di Desa Adirejo Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur yang diduga Produksi dan menjual Pupuk Palsu ( Aspal ) karena tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sehingga terkesan pemilik kios pupuk tersebut melarikan diri dan tutup total setelah memuat pupuk tersebut sebanyak 40 Sak Karung sesuai nota yang ada pada waktu itu ke Mobil Truk Box warna putih dengan nomor Polisi B 9413 GCB. Yang akan di kirim ke wilayah Lampung Selatan (Lamsel) ketika Awak Media ingin meminta Keterangan serta Konfirmasi langsung dilokasi tersebut, Selasa (3/10/2023).
Maka oleh sebab itu, Koalisi Gerakan Bersama (KGB) Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Study dan Advokasi Masyarakat Lampung (LSM-FUSVOMAL) dan Organisasi Masyarakat Forum Masyarakat Lintas Suku (ORMAS-FORMALIS) akan melaporkan Perihal tersebut ke pihak yang berwajib, Polres Lampung Timur.
Adapun tanggapan dari ketua Fusvomal bahwa,” kasus ini harus segera diusut tuntas. Karena sangat bertentangan dengan Undang undang no 8. Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Dan demi kepentingan petani yg mayoritas memiliki usaha dibidang pertanian, maka jangan sampai dirugikan oleh produsen pupuk nakal,” ungkapnya.
Kemudian pada saat di lokasi ada beberapa pekerja kios tersebut, sebut saja namanya Adi dia mengaku sebagai Anggota GAPOKTAN mengatakan bahwa, “ya kalau saya hanya main silaturahmi aja ko bang disini, namun saya dulu pernah bertemu dengan mas W.A. alias (Anjar) disini, tetapi itu dulu sudah lama sekali, dan yang mengelola disini adalah pak Hendri, tapi saya enggak tahu juga rumahnya, karena jarang kesini juga orangnya,” kata Adi.
Lanjut dia, “dan saya disini silaturahmi dalam rangka, saya selaku gapoktan tapi independen gitu pak, jadi cuman kunjungan kunjungan ke lahan aja gitu.”
“Sehingga kadang kadang nyemprot lahan, dan kita (saya) hanya kerjasama distributor semprotan aja. Dan saya juga kenal sama pak Anjar itu tapi belum pernah di bawa kerumahnya, cuman denger aja sekampung gitu, tapi dimana enggak tahu gitu, paling ketemu ketemu pas lagi ada acara ketring atau turnamen turnamen, dan yang pertama saya kenal pak Anjar itu ya sebagai organik, setelah itu saya enggak kenal lagi, karena pak Anjar juga saya tidak pernah ketemu lagi, ya itu tadi pak, namanya dia (Anjar) punya posisi orang gedean (Big Bos), ya kalau kita sih orang bawahan hanya dilapangan pak ya jarang ketemu ketemu orang yang punya posisi,” ujarnya.
Bagaimana, saat di tanya media ini, terkait tempat apakah lokasi tersebut gudang atau bukan, dan siapa pemiliknya. Sehingga dia mengatakan Gudang Kios Pupuk, serta ditanya soal pemiliknya apakah milik W.A. alias (Anjar) atau lain sebagainya. Namun Adi menjawab bahwa, “ini gudang pak, dan pemiliknya bukan Anjar, tapi gudang Kurnia. Dan pemiliknya itu pak Hendri bukan pak Ajar, kalau pak Anjar itu ya lahir di kampung itu sementara dan sampai saat ini ya enggak pernah ketemu lagi,” tutur Adi.
Ditempat yang sama, sebut saja Yusuf sebagai pekerja juga mengatakan bahwa, “kalau saat ini kita ngirim barang pupuk ini ke arah selatan aja, dan kalau arah wilayah lampung barat, ya kita sudah enggak masuk lagi,” ucap Yusuf.
Tambah dia, “dan tergantung di karung karung yang sudah masuk, jadi sementara ini kita masuk ke Selatan kalau ada musiman.”
“Terus yang dimuat di mobil box truk warna putih itu mau di kirim ke kios langganan di daerah Lampung Selatan, dan kami ini juga lagi nunggu supirnya (Driver) yang akan mengirimnya, tapi enggak tahu dimana sopirnya, karena saat kami konfirmasi sopir tersebut sudah tidak ada ditempat lagi, apakah sore hari ini atau malem ini abis isya, atau besok enggak tahu juga kami pak, Dan pak Anjar itu memang susah pak.”
“Maksud saya, ketemunya, karena saya pun ketemu juga jarang, ya tetep pemiliknya disini pak Hendri. Dan hubungannya dengan pak Anjar itu saya kurang tahu seperti apa, karenakan saya cuma kerja disini aja gitu, dan saya enggak tahu menahu masalah atasan saya itu, saya cuma kerja, dan kalau masalah gaji ya ada yang bulanan, dan kalau upah kuli bongkar muat ya pasti dibayar. Kalau saya gaji bulanan, tapi kalau pak Anjar, saya tahu tapi enggak tiap hari saya ketemu, hanya sesekali saja,” kata Yusuf sambil tersenyum dan sangat nampak kesan gugup menatap Tim Awak Media ini.
Dan saat ditanya siapa-siapa lagi pekerja disini, lalu dia (Yusuf) mengatakan bahwa, “ada yang namanya adila staf administrasi dan kita sebut nama berti, dan kemudian, oh dia sebagai orang kepercayaan serta pengawas Big Bos (alias anjar). Tetapi sudah lama tidak kelihatan,” pungkas Yusuf yang sehingga terkesan ada yang di Tutup-tutupi. ( TIM )