Tuban, transpos.id – Santernya pemberitaan mengenai aktivitas tambang galian C di Kabupaten Tuban menjadi sorotan publik, salah satunya tambang galian tanah merah di Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban, Aktivitas eksplorasi di daerah ini diduga menyebabkan berbagai dampak negatif bagi ekosistem dan lingkungan sekitar. Masalah yang sering muncul mencakup kerusakan habitat, penurunan kualitas tanah, serta pencemaran air.jum’at (1/11/2024).
Tak hanya itu, Isu ini melibatkan dampak lingkungan, keberlanjutan ekonomi, dan konflik dengan masyarakat lokal. Masyarakat mulai mempertanyakan regulasi dan izin yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan tambang, serta bagaimana dampaknya.
Bahkan dapat di lihat dari hilir mudik kendaraan pengangkut hasil tambang itu juga membahayakan pengguna jalan lainnya, seperti kejadian beberapa waktu silam di tanjakan Koro yang menelan korban jiwa.
Tambang tanah merah di Dusun Koro juga berpotensi merugikan negara akibat pengemplangan pajak, karena diduga tidak memiliki dokumen perizinan yang lengkap.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kerugian bagi pendapatan daerah dan negara, serta menciptakan ketidakadilan bagi perusahaan yang menjalankan operasi secara legal.
Parahnya lagi, menurut sumber yang enggan dipublikasikan secara langsung, alat berat yang digunakan oleh tambang juga menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar bersubsidi.
Berdasarkan penelusuran tim jurnalis investigasi, tambang tanah merah liar di Dusun Koro dikelola oleh H. Maksum, seorang pengusaha asal Kabupaten Tuban.
Aktivitas tambang yang tidak memiliki izin resmi ini memicu berbagai masalah, termasuk dampak lingkungan dan potensi kerugian bagi negara akibat pengemplangan pajak.
Di sisi lain, banyak kalangan mempertanyakan keberadaan penegak hukum dan penegak peraturan daerah (perda), mengingat aktivitas tambang liar ini tampak berjalan tanpa hambatan. Pertanyaan ini muncul karena adanya kekhawatiran bahwa pengawasan dan penegakan hukum tidak berjalan efektif, sehingga masyarakat merasa terabaikan.*(Ber-)