Subuh Berdarah di Kedungadem: Seorang Warga Tewas, Dua Luka Berat Dibacok Saat Salat

Oplus_16908288

Bojonegoro – Umat Islam di Dusun Krajan, Desa Kedungadem, dikejutkan oleh tragedi memilukan yang terjadi saat salat Subuh, Selasa (29/4/2025).

Sebuah aksi pembunuhan brutal terjadi di dalam Mushola Al Manar, ketika jamaah tengah khusyuk menjalankan ibadah.

Seorang pria mendadak menyerang tiga orang dengan senjata tajam, menyebabkan satu orang tewas di tempat dan dua lainnya mengalami luka berat.

Pelaku diketahui bernama Sujito (63), warga setempat. Berdasarkan keterangan saksi dan aparat, Sujito datang paling terakhir ke mushola dengan membawa sebilah parang (bendo) yang disembunyikan.

Ketika salat Subuh baru saja dimulai, ia langsung melancarkan serangan ke arah Abdul Aziz, S.H. (63), seorang tokoh masyarakat dan juga jamaah tetap mushola tersebut.

Korban dibacok tepat di bagian kepala dan meninggal seketika di tempat sujud. Tak berhenti, Sujito kemudian menyerang H. Cipto Rahayu (63), yang mengalami luka parah di kepala dan tangan. Istri almarhum Aziz, Dra. Arik Wijayanti (60), turut menjadi korban saat mencoba menolong suaminya. Ia pun mengalami luka bacok serius di bagian kepala dan tangan.

Usai melakukan aksinya, Sujito keluar dari mushola dan sempat berteriak lantang, “MAFIA TANAH!” – kalimat yang memunculkan dugaan motif dendam terkait persoalan agraria. Ia kemudian menyerahkan diri tanpa perlawanan ke Polsek Kedungadem.

Para Korban:

Abdul Aziz, S.H. – Meninggal dunia, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk autopsi.

H. Cipto Rahayu – Luka berat, dirujuk ke RSUD Bojonegoro.

Dra. Arik Wijayanti – Luka berat, dirawat intensif di RS Bhayangkara Bojonegoro.

Saksi di Lokasi:

Yanto (51), warga sekitar.

Ketut (48), warga setempat.

Pihak yang Menangani TKP:

Kapolsek Kedungadem, AKP Mat Suis Wanti, S.H., bersama anggota.

Danramil 08 Kedungadem, KPT INF Kasbolah, dan tim.

Kepala Desa Kedungadem dan jajaran perangkat desa.

Petugas medis dari Puskesmas Kedungadem.

Personel Satpol PP Kedungadem.

Hingga saat ini, Polres Bojonegoro masih mendalami motif pelaku. Dugaan awal mengarah pada konflik pertanahan yang telah berlangsung lama. Aparat tengah mengumpulkan bukti dan keterangan untuk mengungkap latar belakang penuh insiden berdarah ini.

Peristiwa ini mengguncang ketenangan warga Desa Kedungadem, terutama karena terjadi di tempat ibadah dan saat umat tengah bersujud kepada Tuhan. Rasa duka mendalam menyelimuti keluarga korban dan masyarakat luas.

Bojonegoro