Probolinggo – Kegiatan study tour kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan yang menimpa rombongan siswa SMA Negeri 1 Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Peristiwa terjadi pada Selasa dini hari (16/04/2025) di wilayah Panarukan, Probolinggo, saat rombongan dalam perjalanan menuju Bali.
Menurut keterangan dari pihak biro perjalanan bus, Dika, kecelakaan terjadi di antara bus rombongan itu sendiri. Empat bus yang mengangkut siswa berjalan beriringan dengan kecepatan sekitar 60 km/jam. Diduga karena salah satu bus di depan melakukan pengereman mendadak, bus di belakang tidak sempat menghindar dan menabrak bus di depannya.
“Betul mas, rombongan dari Ngawi mengalami kecelakaan di Panarukan. Tapi Alhamdulillah tidak ada korban, hanya kerusakan pada bus,” jelas Dika saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan bahwa bus yang mengalami kerusakan langsung diganti dan rombongan tetap melanjutkan perjalanan ke Bali.
Peristiwa ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan kegiatan study tour sekolah. Belakangan, kegiatan semacam ini memang menjadi polemik, mulai dari indikasi pungutan liar (pungli), beban finansial terhadap orangtua siswa, hingga aspek keselamatan.
Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan Heli meminta sekolah menghentikan kegiatan di luar pembelajaran yang membebani siswa dan orangtua.
“Intinya, semua kegiatan sekolah harus berkontribusi terhadap proses pembelajaran. Jangan membuat acara yang tidak berkaitan dengan pendidikan, apalagi jika memungut dana dari siswa,” ujarnya, Rabu (16/04/2025).
Sebagai catatan, study tour bukanlah kegiatan wajib dalam kurikulum sekolah, sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Nomor 14 Tahun 2023 yang melarang pemaksaan kegiatan semacam ini pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Hingga berita ini diturunkan, pihak SMA Negeri 1 Karangjati belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.