IMI (Institut Molekul Indonesia) dan RAHO Club mempercepat langkah penting dunia kesehatan dan bioteknologi Indonesia. Terapi infus nanobubbles, teknologi terkini berbasis molekuler yang menjanjikan pendekatan baru dalam pemulihan penyakit degeneratif seperti stroke, diabetes, dan gangguan ginjal, makin dilirik berbagai komunitas profesional dan riset. Forum intelektual lintas bidang aktif mendorong inovasi berbasis riset dalam kehidupan nyata. RAHO Club yang memperkenalkan secara luas terapi infus nanobubbles, dan IMI (Institut Molekul Indonesia) yang mengebut penelitiannya secara intensif.
Disampaikan dr. Aditya Tri Hernowo, Ph.D, peneliti utama IMI, nanobubbles adalah gelembung gas berukuran ultra-kecil (di bawah 100 nanometer) yang stabil. Mampu menembus jaringan hingga tingkat sel dan membawa molekul-molekul penting seperti oksigen, hidrogen dan gasotransmitter (NO, CO dan H₂S). Teknologi ini bekerja tidak hanya sebagai pembawa zat, melainkan juga sebagai pemicu aktivasi metabolisme sel, menurunkan stres oksidatif dan memulihkan fungsi jaringan secara alami.
Studi klinis yang dilakukan IMI, terapi nanobubbles ini menunjukkan hasil luar biasa. Pada pasien stroke dan diabetes, infus nanobubbles 3 kali seminggu selama 4 minggu, berhasil menurunkan kadar gula darah hingga 46%, meredakan spastisitas dan nyeri otot, serta memulihkan mobilitas pasien tanpa efek samping serius. Dan pada 119 pasien gagal ginjal kronis (CKD), terapi ini menurunkan tekanan darah sistolik, memperbaiki detak jantung, dan meningkatkan jumlah sel darah merah serta limfosit.
Prof. Sutiman B. Sumitro, D.Sc, penasehat ilmiah IMI dan Chief Editor Berkala Penelitian Hayati memperkuat dengan penjelasan bahwa nanobubbles membawa air hidrogen aktif berukuran subnano, dikenal sebagai hydrogen nano water. Air ini bertindak sebagai sistem informasi biologis yang mampu memengaruhi ekspresi gen, memulihkan jaringan rusak, dan berpotensi besar untuk terapi anti-aging serta regenerasi organ tubuh.
Kan Eddy, Ketua Raho Club, turut memberikan kesaksian yang menggugah:
“Awalnya saya hanya coba coba. Tapi saya dan banyak anggota Raho Club yang menderita penyakit berat seperti stroke, jantung, kanker, hingga ginjal kronis mencoba infus nanobubbles, membuktikan sendiri. Hasilnya benar-benar mencengangkan, dalam hitungan hari kondisi mereka membaik bahkan pulih drastis”.
“Ini bukan sekadar terapi, tapi harapan baru. Saya bersyukur Indonesia punya ilmuwan hebat seperti Prof. Sutiman dan kawan kawan yang mengembangkan ini sendiri, bukan produk impor. Raho Club sepenuhnya mendukung penelituan terapi nanobubbles ini agar bisa menjangkau lebih banyak orang, terutama rakyat kecil yang selama ini hanya bisa pasrah menghadapi penyakit serius”, kesaksian Penasehat Departemen Pusat Usaha Pers PJI (Persatuan Jurnalis Indonesia) itu.
Hartanto Boechori, Penasehat Raho Club mengapresiasi tinggi teknologi ini:
“Saya melihat terapi nanobubbles sebagai teknologi harapan rakyat. Ini bukan hanya sains canggih, tetapi juga solusi nyata yang murah, aman, dan efektif. Indonesia perlu mendukung dan mempercepat riset-riset seperti ini. Saya berharap kuat, ke depan terapi nanobubbles ini bisa ditanggung BPJS”, ujar Tokoh Pers Nasional Ketua Umum PJI itu.
21 Juni 2025 lalu, terapi infus nanobubbles diperkenalkan ke publik ilmiah bertema ‘Inaugurasi ke-30 Berkala Penelitian Hayati’ yang digelar di Whiz Prime Hotel, Malang. Acara dihadiri para akademisi, peneliti dan inovator dari berbagai institusi.
Dr. Aditya Tri Hernowo, Ph.D, menyampaikan paparan ilmiah tentang mekanisme kerja nanobubbles. Prof. Dr. Bambang Irawan dan Irfan Mustafa, Ph.D, pendiri dan pengelola jurnal Berkala Penelitian Hayati, juga menyampaikan harapan agar ilmu pengetahuan terus bergerak melintasi batas laboratorium dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.Red