BOJONEGORO, – Kementarian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar sosialisasi Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa jenjang S2. Kegiatan yang dilakukan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi ini dilaksanakan Rabu (22/2/2023) melalui daring zoom.
Kegiatan dihadiri Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Bojonegoro, Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang, Wakil Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Bojonegoro, koordinator RPL dan tim dari universitas terkait. Program RPL Desa jenjang S2 oleh Pemkab Bojonegoro ini bekerjasama dengan perguruan tinggi UNS dan UB.
Dalam sambutannya, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Bojonegoro, Djoko Lukito yang mewakili Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menyampaikan bahwa program RPL Desa sebelumnya hanya jenjang S1. Kini RPL Desa ditingkatkan lagi ke jenjang S2, yakni pada tahun 2023. Dengan peningkatan sumber daya manusia di tingkat desa ini diharapkan dapat menjadi pengungkit dalam pelaksanaan pembangunan serta penyelenggaraan pemerintahan.
Djoko menerangkan SDM di desa merupakan kunci pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan, terutama pelaku pembangunan seperti kepala desa, perangkat desa, BPD dan penggiat desa. “Kunci utama dari suksesnya pembangunan adalah SDM yang mumpuni, bisa mengelola SDM yang lain dan potensi yang ada agar kesejahteraan meningkat. Dari Kementerian Desa juga begitu intens untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dengan beberapa program atas kebijakan presiden yaitu membangun dari pinggiran,” kata Djoko.
Ia berharap program RPL Desa ini didukung oleh SDM di desa utamanya pelaku pembangunan dan penyelenggara pemerintah. Para pelaku pembangunan ini harus maksimal dalam mengikuti pembelajaran RPL Desa.
Sementara itu Rektor UB, Prof. Widodo mengucapkan terimakasih kepada Pemkab Bojonegoro dan Kemendes PDTT atas kepercayaan menjalin kerjasama dalam penyelenggaraan program RPL Desa.
Menurut dia, RPL Desa merupakan langkah yang sangat baik dan strategis untuk meningkatkan pembangunan di Kabupaten Bojonegoro. “Ketika pembangunan fisik sudah ditingkatkan, maka juga harus ditunjang dengan pembangunan peningkatan SDM karena SDM yang akan mengantarkan Bojonegoro lebih baik dan semoga menjadi salah satu kabupaten yang maju di Indonesia,” ucap Widodo.
Proses belajar, bagi Prof Widodo, tidak akan ada hentinya dan hingga akhir hayat tetap akan ada hal baru yang perlu dipelajari. Pihaknya siap menyambut calon mahasiswa RPL Desa jenjang S2 di bidang Ekonomi Pertanian, Sosiologi, Agribisnis, Pengelola Sumber Daya Lingkungan dan Pembangunan, serta Perencanaan Wilayah.
Nanti juga akan menyelenggarakan program mahasiswa membangun 1.000 desa di Jawa Timur pada tahun 2023 ini. “Sebagian kita arahkan ke Kabupaten Bojonegoro. Ini menjadi bagian kolaborasi kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Pemkab Bojonegoro,” tambahnya.
Dalam kesempatan sama, Wakil Rektor UNS, Prof Ahmad Yunus, menjelaskan bahwa program dari Kemendes PDTT dengan perguruan tinggi yang tergabung dalam Pertides sangat baik untuk pengembangan SDM di Kabupaten Bojonegoro. Pihaknya berkomitmen untuk memajukan SDM Indonesia melalui berbagai program, baik reguler maupun program kerjasama dengan pemerintah.
“UNS menyampaikan terimakasih kepada Pemkab Bojonegoro yang telah memberikan kepercayaan dan kerjasamanya dalam melaksanakan program RPL Desa,” tuturnya.
Dalam pelaksanaanya, RPL Desa di UNS membuka jenjang S2 bidang Sosiologi, Agribisnis, Teknik Sipil dan Penyuluhan Pembangunan.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi pada Kementarian Desa PDTT Luthfiyah Nurlaela, mewakili Menteri menuturkan akan terus mendukung dan berusaha dalam penyelenggaraan program RPL Desa.
“Tidak hanya untuk perguruan tinggi yang sudah dan yang akan ikut serta, tetapi akan terus membangun kolaborasi dan juga orkestrasi bersama dinas, kabupaten dan perguruan tinggi yang lain,” kata Luthfiyah. (*)