BOJONEGORO, – Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah berdialog secara langsung dengan warga. Tanya jawab langsung itu berlangsung lewat talkshow bertajuk Jum’at Pagi Bersama Ibu Bupati di Radio Istana FM 95.00 Mhz, Jum’at (10/2/2023). Dari ruang siar Radio Istana, Bupati Anna menjawab pertanyaan warga seputar pembangunan Bojonegoro.
Dalam talkshow tersebut, Bupati Bojonegoro yang kerap disapa Buk’e ini menyampaikan capaian 17 program prioritas. Diantaranya menata pasar tradisional ke arah pasar modern. Pemkab kemudian menghadirkan Pasar Wisata dengan segala perencanaan.
“Dulu para pedagang yang belum punya lapak jualan, atau jualan pinggir jalan, di emperan toko sekarang di Pasar Wisata mereka sudah mendapatkan lapak yang layak. Para pedagang grosir dari luar kota juga sudah kita arahkan ke sana, ini termasuk penataan kota,” jelas Bupati.
Lebih lanjut, Bupati menjelaskan tentang perkembangan kawasan Jl. MH Thamrin, yang banyak disebut Maliogoro. Bupati Anna menjelaskan, nama Maliogoro bukan Pemkab Bojonegoro yang memberikan nama, melainkan dari masyarakat sendiri. Meski, bagi yang belum tahu, banyak menanyakan kenapa harus Maliogoro.
“Menurut saya itu respons yang bagus dari masyarakat, bentuk ownership (rasa memiliki) masyarakat Bojonegoro, sehingga namapun mereka tidak mau kembar,” ungkapnya.
Saat ini, Pemkab juga terus melakukan upaya penataan kota. Termasuk pemanfaatan tanggul untuk rekreasi, sebelah timur sudah diperbaiki, kemudian yang akan datang sebelah barat. Pemkab juga akan membuat tempat-tempat yang lebih nyaman antara pedagang dan pembeli. Hal tersebut dilakukan justru untuk para pedagang mikro yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Jika masyarakat merespon baik, Pemkab akan menata dengan hati. Insya Allah semuanya akan terlaksana dengan baik, Ini catatan ya untuk para PKL di jalan Rajawali sebelah timur, nanti di sana akan kami bangun juga trotoar yang cantik,” bebernya.
Seperti pasar kota lama, ke depan akan digunakan fungsi lain. Karena asetnya tersebut merupakan aset Pemkab Bojonegoro. Apalagi pemkab juga sudah menyediakan Pasar Wisata. Di bidang ekonomi kerakyatan, bahkan Pemkab Bojonegoro juga mendorong akses, kemampuan, juga permodalan.
“Melalui Bank BPR kita dorong para pedagang pemilik KPP (Kartu Pedagang Produktif) yang ada di Pasar Wisata dengan pinjaman dengan bunga 0%,” tandasnya.
Sedangkan di luar Pasar Wisata, Pemkab Bojonegoro juga menyiapkan bunga rendah. Jika di KUR bunganya 6-7%, maka sejak tahun 2020 pemkab dengan program KPP telah menyiapkan Rp 25 miliar untuk pinjaman dengan bunga 3%.
“Mari kita membangun, satu sama lain saling mendukung, jika ada kekurangan, bisa dikonsultasikan, tapi Pemerintah membangun berdasarkan regulasi dan itulah yang kami taati,” pungkasnya. (red)