Menu

Mode Gelap
Polisi Amankan Pelaku,Penusukan Seorang Pria Pedagang Buah Nanas Selamat Ulang Tahun Media Online Transpos.id Ke 2 Tahun Satgas Operasi Mantap Praja Kapuas 2024 Polda Kalbar Amankan Rapat Pleno Kota di Ballroom Hotel Haris Polresta Pontianak Jaga Ketat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Pemilihan Wali Kota Pontianak 2024 Pria Pedagang Buah Di Kubu Raya Jadi Korban Penikaman 5.250 Peserta Meriahkan Gelaran Air Force Run 2024 di Lanud Sultan Hasanuddin

BERITA

Masa Panen Tiba, Petani Bojonegoro Diuntungkan Harga Jual Gabah yang Tinggi

badge-check


					Masa Panen Tiba, Petani Bojonegoro Diuntungkan Harga Jual Gabah yang Tinggi Perbesar

BOJONEGORO,– Para petani di Kabupaten Bojonegoro bisa tersenyum. Mereka mulai menikmati hasil panen dengan penjualan yang lebih tinggi dibanding harga jual di tahun-tahun sebelumnya.

Kabid Ketahanan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Moch Rudianto menyampaikan bahwa harga gabah di musim panen ini memang melonjak dengan harga yang bervariasi. Yakni berkisar Rp 5.300 hingga Rp 5.600 per kilogram lepas combine (mesin panen padi).

“Harga segitu sudah merupakan hasil jual petani tanpa dibebani biaya combine,” jelasnya.

Ia melanjutkan, saat ini telah memasuki masa panen. Sehingga jika harganya menurun namun tidak langsung anjlok dan masih dikatakan lebih mahal dari tahun-tahun sebelumnya.

Secara terpisah, Salah satu petani asal Kecamatan Sumberrejo, Ngadolah menyampaikan kenaikan harga gabah ini sangat disyukurinya. Sebab di tahun lalu dirinya menjual gabah hanya seharga Rp 3.700 per kilogram.

“Alhamdulillah, ya pokoknya disyukuri saja, tahun lalu saya jual gabah harga Rp 3.700. Saat ini saya jual gabah harga Rp 5.500, bahkan yang panen duluan ada yang Rp 5.700,” ungkapnya.

Petani lain, Samiatun juga menyampaikan hal senada. Kenaikan harga jual gabah tahun ini sangat membantu perekonomian petani. Namun dalam hal penjualan, ia lebih memilih sistem ‘tebas’ yakni dilakukan tanpa menimbang, mengukur atau menakar padi yang diperoleh dari hasil sawahnya.

“Kalau saya lebih suka sistem tebas, tidak usah mikir kelamaan nimbang dan mengurus proses panennya,” bebernya.

Meskipun begitu, menurut Samiatun kenaikan harga gabah ini cukup terasa. Saat ini ia mendapatkan hasil tebasan sejumlah Rp 20 juta, dibanding tahun lalu dirinya hanya mendapat tebasan Rp 15 juta. (*)

Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Polisi Amankan Pelaku,Penusukan Seorang Pria Pedagang Buah Nanas

2 Desember 2024 - 13:59 WIB

Selamat Ulang Tahun Media Online Transpos.id Ke 2 Tahun

2 Desember 2024 - 13:25 WIB

Satgas Operasi Mantap Praja Kapuas 2024 Polda Kalbar Amankan Rapat Pleno Kota di Ballroom Hotel Haris

2 Desember 2024 - 12:52 WIB

Polresta Pontianak Jaga Ketat Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan Hasil Pemilihan Wali Kota Pontianak 2024

1 Desember 2024 - 17:12 WIB

Pria Pedagang Buah Di Kubu Raya Jadi Korban Penikaman

1 Desember 2024 - 17:09 WIB

Trending di BERITA