MALANG, – Ruwiyanto dinilai sebagai sosok yang mampu menjadi motivasi bagi masyarakat yang ingin terus mengasah kemampuan untuk menguasai ilmu pengetahuan.
Meskipun dari keluarga ekonomi terbatas terbukti pria kelahiran Sukoharjo Jawa Tengah yang kini berdomisili di Blimbing kota Malang tersebut mampu menyelesaikan studinya di program pascasarjana STIE Malangkucecwara, dengan konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia dan dinyatakan lulus bergelar Magister Manajemen.
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa menyelesaikan kuliah S2 saya di ABM. Setelah ujian ini, sekarang tinggal memperbaiki dan menjilid tesis serta menunggu wisudanya.” Kata Ruwiyanto dengan raut sumringah usai mengikuti ujian tesis terbuka di STIE Malangkucecwara Kota Malang, Kamis (16/2/2023).
Mantan penjual Cilok ini mengaku, sebagai manusia yang berasal dari desa tentunya memiliki banyak kekurangan, terutama di bidang ilmu pengetahuan. Kekurangan tersebut terus dilengkapi dengan cara ikhtiar menimba ilmu hingga akhirnya berhasil meraih gelar akademik magister manajemen dengan nilai Cumlaude.
Sesuai dengan posisinya saat ini, sebagai Ketua Pembina Yayasan Sedekah Masyarakat Indonesia, tesis yang diambil berjudul pengaruh teamwork dan motivasi spiritual terhadap kerja relawan Yayasan sedekah masyarakat Indonesia.
Dengan tesis tersebut, Ruwi berharap ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat dan sekaligus mengimplementasikan dalam mengembangkan dan menumbuhkan Yayasan yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan tersebut.
Perjalanan Ruwiyanto dalam menggapai gelar akademik S1 dan S2 tidak mulus seperti mahasiswa lainya, menurutnya alumni dari SMK Tamansiswa Sukoharjo Jurusan Akuntasi Keuangan tersebut pernah gagal menyelesaikan S1 nya di salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang. Ruwi tidak putus asa, kegagalan hanya dianggap sebagai kesuksesan yang tertunda saja.
“Dulu saya pernah gagal menyelesaikan S1 program studi ilmu pemerintahan di fakultas ilmu sosial dan politik salah satu kampus di Malang, hal itu murni karena factor ekonomi. Namun akhirnya saya berhasil melanjutkan studi di kampus lain setelah ekonomi saya mandiri dengan berjualan cilok dan ada bantuan dari pihak lain.” Ungkapnya.
Bukan hal yang mudah untuk menjalani perkuliahan dengan biaya mandiri sembari berdagang cilok. Sebab kebutuhan pribadi sehari-harinya juga harus terpenuhi, apalagi juga harus membantu kebutuhan orang tuanya yang tinggal di desa.
“Modal awal usaha dulu saya pinjam dari KUR BRI sebesar 5 juta, kemudian saya pakai beli gerobak sisanya untuk modal yang saya putar seperti membeli daging sapi sebagai bahan baku cilok dan bahan lainya.” Tutur Ruwi.
Pria yang juga dikenal sebagai MC Jawa ini menegaskan, bahwa pintar saja bukan jaminan yang berharga, namun berbudi pekerti luhur serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan jauh lebih baik.
“Intelektual dan karakter mulia harus dijadikan tumpuan sebagai pondasi dalam bermasyarakat, sehingga kita bisa diterima oleh seluruh lapisan berbagai warna di lingkungan kita. Jadi patokannya adalah akhlak yang mulia, yang mampu mengimplementasikan dengan cara cerdas, edukatif, relijius inovatif dan aktif.” Jelasnya.
“Mohon doa restunya, semoga ilmu yang saya peroleh bermanfaat.” Harapnya.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran penguji dan Dosen Program Studi konsentrasi manajemen sumber daya manusia STIE Malangkucecwara Kota Malang yang telah memberikan ilmu.
“Saya bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’alla, terimakasih kepada kedua orang tua saya, sahabat-sahabat saya dan semua pihak yang telah memberikan semangat kepada saya.” Jelasnya. (Red)